Halaman

Minggu, 16 Juni 2013

Teori dalam Penelitian

Arti Penting “teori” dalam Penelitian
Teori adalah suatu kumpulan pernyataan yang secara bersama menggambarkan (describe) dan menjelaskan (explain) fenomena yang menjadi fokus penelitian.
Contoh teori yang digunakan dalam beberapa area penelitian di lingkup ilmu sosial misalnya:
* Pendidikan: teori perkembangan moral siswa, teori siklus karir guru
*Psikologi: teori attribusi (attribution), teori penguatan (reinforcement), teori pembelajaran, dan     teori konstruk pribadi.
*Sosiologi: teori acuan kelompok, teori stratifikasi sosial, teori kepribadian vocational.
*Management: teori kepemimpinan, resource-based view, teori reseource-dependence, teori absorptive capacity.
*Akuntansi: teori keagenan (agency theori), teori stewardship.
Definisi Teori
Untuk memperoleh kejelasan tentang teori ada beberapa pengertian atau istilah teori, yakni dalam Dictionary Americana dalam bahasa indonesia, bahwa teori adalah:
a.   Suatu yang sistematis tentang fakta-faktayang berkaitan dengan dalil-dalil nyata atau dalil-dalil hipotesis.
b.    Suatu penjelasan hipotesis tentang fenomena , atau sebagai hipotesis yang belum teruji secara empiris.
c.    Suatu eksposisi tentang prinsip-prinsip umum atau prinsip-prinsip abstrak ilmu humaniora yang berasal dari praktik.
d.   Suatu rencana atau sistem yang dapat dijadikan suatu metode bertindak.
e.    Suatu doktrin atau hukum yang hanya didasarkan atas renungan spekulatif.

                  Sementara menurut Dagobert Runes dalam sadulloh (2009 ; 3) teori adalah
a.    Teori merupakan suatu hipotesis tentang segala masalah, dapat diuji tetapi tidak perlu diuji.
b.  Teori adalah merupakan lawan dari praktik, merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis dari kesimpulan umum relatif.
c.    Teori diartikan sebagai lawan dari hukum dan observasi , sesuatu deduksi dari aksioma-aksioma dan teorema-teorema suatu sistem yang pasti (tidak perlu diuji) secara relatif kurang problematis dan lebih banyak diterima dan diyakini. Sedangkan menurut (kneller 1971 :41 dalam sadulloh 2009 : 4)

Teori mempunyai dua pengertian yang pertama, bahwa teori itu empiris, dalam arti sebagai suatu hasil pengujian terhadap hipotesisi dengan melalui observasi dan eksprimen.Kedua, teori dapat diperoleh melalui berpikir sistematis spekulatif, dengan metode deduktif. Kneller mengemukakan bahwa teori ini merupakan “a set of koherent thounght”, seperangkat berpikir koheren, yang sesuai dengan koherensi tentang kebenaran.  
Peran teori dalam penelitian ialah memberi justifikasi pemilihan dan penggunaan variabel dalam model penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian. Lebih jauh, fungsi dari teori ialah menggambarkan dan menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
Untuk area penelitian yang relatif baru (misalnya, bagaimana peran Internet dalam menunjang proses belajar-mengajar di dalam kelas), penelitian deskriptif dapat digunakan. Untuk area penelitian yang telah berkembang (misal hubungan antara tingkat kelas sosial dengan prestasi siswa) digunakan penelitian yang bersifat penjelasan (explanation).
Teori dan Penjelasan
Apabila konsep merupakan pertanyaan what sehingga yang dilakukan dalam kenseptualisasi merupakan deskripsi realitas baik secara denotatif (keluasan) maupun secara konotatif (kedalaman), maka teori merupakan pertanyaan why sehingga yang dilakukan dalam teorisasi ialah menjelaskan mengapa suatu gejala seperti ini. Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi seperti itu.  Proposisi proposisi yang dikandung dan yang membentuk teori terdiri atas beberapa konsep yang terjalin dalam bentuk hubungan sebab–akibat. Namun, karena di dalam teori juga terkandung konsep teoritis, berfungsi menggambarkan realitas dunia sebagaimana yang dapat diobservasi. Kalau teori diartikan sebagai hubungan kausal, logis, dan sistematis antara dua atau lebih konsep maka teori tiada lain penjelasan suatu gejala:  konsep atau variabel terpengaruh. Oleh karena itu, penjelasan (explanation) dapat dibagi dua unsur, yaitu menjelaskan (explanan) dan dijelaskan (explanandum). Unsur tersebut menjelaskan terdiri atas dua jenis pertanyaan: generalisasi/konsep, dan kondisi anticendent atau yang menyebabkan generalisasi/konsep tersebut. Kedua pertanyaan itu akan digunakan untuk menjelaskan explanandum. Mengikuti Durkheim tadi: diferensiasi struktural dan generalisasi nilai merupakan suatu konsep (generalisasi atas gejala yang kompleks). Anomi merupakan kondisi antecedent-nya, dan perilaku menyimpang (free sex) sebagai explanandum. Penjelasan sendiri terletak pada diferensiasi struktural, generalisasi nilai, dan anomi.
Perlu dipahami dua jenis penelitian: penelitian deskriptif (description) dan penelitian penjelasan (explanation).
Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengumpulkan, menyusun dan meringkas informasi tentang hal yang menjadi fokus penelitian. Deskripsi disini ialah untuk menggambarkan apa yang telah terjadi, atau bagaimana sesuatu terjadi, atau seperti apakah suatu peristiwa, orang atau kejadian itu. Penelitian penjelasan (explanation) dilakukan untuk menjelaskan dan mempertimbangkan informasi deskriptif. Ini dilakukan untuk mencari alasan atas sesuatu, menunjukkan mengapa dan bagaimana sesuatu itu.
Dari sini dapat dilihat jika penelitian penjelasan (explanation) bisa mencakup penelitian deskriptif. Namun, penelitian deskriptif tidak mencakup penelitian penjelasan (explanation).
Dalam konteks penelitian penjelasan (explanation), satu atau lebih teori dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian penjelasan berkenaan dengan menguji atau memverifikasi teori atau menghasilkan teori, atau bisa keduanya. Sedangkan dalam penelitian deskriptif tidak dibutuhkan teori, karena penelitian hanya bertujuan untuk menggambarkan hal-hal yang menjadi fokus studi.
Baik penelitian deskriptif atau explanation dibutuhkan dalam penelitian. Tidak ada yang lebih baik satu dibandingkan dengan lainnya. Lebih pada tujuan penelitian dan tingkat perkembangan penelitian dalam area penelitian terkait.
Proses Penelitian
Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus. Tahapan-tahapan penelitian tersebut adalah:
•Identifikasi masalah
•Perumusan masalah
•Penelusuran pustaka
•Rancangan penelitian
•Pengumpulan data
•Pengolahan data
•Penyimpulan hasil
Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai suatu spiral yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian akan merupakan masukan bagi proses penelitian lanjutan, dan seterusnya.
    

Tidak ada komentar: